Salah satu permasalahan dalam sistem rantai pasok adalah adanya peristiwa bullwhip effect yang terjadi dan menyebabkan kurang optimalnya sistem rantai pasok. Seperti halnya UMKM Marrone yang merupakan industri rumahan produksi brownies, sering mengalami bullwhip effect dikarenakan update forecasting yang tidak tepat, dan fluktuasi permintaan.
Bullwhip effect salah satu faktor yang menyebabkan pembengkakan biaya produksi. Namun hal ini dapat diantisipasi dengan menggunakan metode vendor managed inventory dimana level vendor mengontrol jumlah produksi, distribusi produk yang didasari oleh permintaan konsumen
Hasil dari penerapan BE dengan metode VMI berdasarkan perhitungan parameter BE 1,15, perhitungan nilai BE sesudah dan sebelum VMI pada level UMKM Marrone kukus orginal 1,17 menjadi 0,54; double cheese 1,21 menjadi 0,50, pada outlet Adiwerna kukus orginal 1,17 menjadi 0,56; double cheese 1,16 menjadi 0,51, pada outlet Brebes kukus orginal 1,17 menjadi 0,51; double cheese 1,17 menjadi 0,49, pada outlet Mejasem kukus orginal 1,17 menjadi 0,52; double cheese 0,74 menjadi 0,49, pada outlet Tegal kukus orginal 1,16 menjadi 0,55; double cheese 1,17 menjadi 0,51.
2021-09
Bullwhip effect, Vendor managed inventory, Peramalan