Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dinamika resiliensi mahasiswa broken home. Metode Penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan teknik penelitian studi kasus (multi case). Subjek dalam penelitian ini adalah dewasa awal (mahasiswi) yang mengalami broken home dengan rentang usia 20 - 25 tahun di Yogyakarta sebanyak 3 yaitu (LRS), (GD), dan (SF). Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara semi terstruktur. 
Teknik analisis data mengunakan reduksi data, display data, lalu kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa masing-masing dari ketiga subjek memiliki dinamika resiliensi yang berbeda. Hal ini terlihat dari subjek (LRS) berada di titik terpuruk melakukan percobaan bunuh diri namun diberikan kesempatan kedua untuk hidup dan memutuskan untuk bertahan menjadi penyintas broken home. 
Hal berbeda dengan subjek (GD) letak titik terendahnya saat  ibu dan kakak kandung meninggal dalam tahun yang sama kemudian ayah menikah dengan selingkuhan. Kalau subjek (SF) merasa terkekang keluarga terutama kakak laki-laki dan bahkan dikatain anjing sehingga membuat subjek (SF) memutuskan  berujang sendiri merantau sebagai bukti kemandirian dan untuk mencapai kesuksesan.