Kesenian jathilan merupakan kesenian tradisional yang berkembang di Jawa, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan sampai di DIY. kesenian jathilan sendiri merupakan jenis kesenian tari tradisional yang dilakukan dan dimainkan dengan sekelompok orang mulai dari 4 hingga 8 orang. Pemain kesenian jahilan biasanya akan pentas menggunakan properti kuda yang terbuat dari anyaman bambu, pedang yang terbuat dari kayu,pemain yang mengenakan kostum serta didandani seperti prajurit dan di iringi dengan musik gamelan.Pada puncak kesenian jathilan biasanya akan di sebut dengan babak atau tradisi Ndadi. Ndadi sendiri pada pemain jathilan merupakan masuknya roh atau makhluk halus ke dalam diri pemain yang membuat pemain kesenian jathilan akan mengalami tidak sadar, dan melakukan hal-hal di luar nalar (memakan pecahan kaca,meminum air bunga,memakan bara api dan masih banyak lagi). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemain jathilan dalam memaknai tradisi ndadi dan kesenian jathilan, serta bagaimana proses pemain dalam mencapai ndadi pada kesenian jathilan serta kebiasaan yang dialami oleh pemain selama pentas berlangsung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa makna Ndadi pada grub jathilan kudho puspito di desa jongkang adalah, masuk nya makluk halus (roh) kedalam diri pemain yang membuat mereka tidak sadar dan melakukan hal hal di luar nalar. Selain itu adanya pengaruh antara alunan musik gamelan selama pentas berlangsung dan dalam pemain mencapai puncak nya (kesurupan). Pemain kesenian kudho puspito juga memiliki kebiasaan yang dilakukan sebelum pentas berlangsung atau pun ketika pemain mengalami ndadi (kesurupan).
2021-06
Kesenian, Ndadi, Jathilan