MAKNA SIMBOLIS BLANGKON GAYA YOGYAKARTA PRODUKSI OMAH BLANGKON DI BUGISAN YOGYAKARTA

Abstrak

       Ratih Kusumaning Hatmani. 2020. Makna Simbolis Blangkon Gaya Yogyakarta Produksi Omah Blangkon di Bugisan Yogyakarta. Skripsi Jurusan/Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta, 2020.

       Tujuan penelitian ini secara deskriptif untuk mengetahui secara mendalam tentang : (1) Mendeskripsikan apa makna simbolis blangkon yang diproduksi Omah Blangkon. (2) Menjelaskan gaya blangkon yang diproduksi Omah Blangkon (3) Menjelaskan proses pembuatan blangkon yang diproduksi oleh Omah Blangkon.

       Penelitian ini dilaksanakan di Omah Blangkon yang beralamatkan di Jalan Sugeng Jeroni, Bugisan, Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena peneliti tidak melakukan pengujian melainkan berusaha menelusuri, memahami dan menjelaskan gejala dan kaitan hubungan antara segala sesuatu yang diteliti. Penelitian ini mempunyai variable tunggal yaitu makna simbolis blangkon. Subjek pada penelitian ini adalah blangkon gaya Yogyakarta produksi Omah Blangkon. Sedangkan objek penelitiannya adalah makna simbolis blangkon, gaya blangkon, dan proses pembuatan blangkon di Omah Blangkon Yogyakarta.  Adapun alat yang digunakan dalam penelitian adalah handphone dan alat tulis. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, pustaka dan website. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah merangkum memilih hal pokok, penyajian data membuat kerangka tulisan, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

       Dari hasil penelitian yang dilkakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) Makna simbolis dari blangkon gaya Yogyakarta produksi Omah Blangkon terletak pada jumlah wiru bagian depan yang terdiri dari 17 dan 21 wiru dimana jumlah wiru 17 berarti jumlah rakaat shalat yang dilakukan oleh umat Islam setiap harinya dan wiru 21 memiliki arti kelembutan, kemudian wiru 5 dan 6 yang bermakna jumlah shalat dalam sehari dan jumlah rukun Islam (2) Gaya blangkon Yogyakarta produksi Omah Blangkon cenderung estetis dan masih memegang teguh pakem yang ada dengan memperhatikan kenyamanan pakai sehingga bentuk blangkon yang dibuat menyerupai bentuk kepala agar lebih nyaman digunakan. (3) Dalam proses pembuatannya Omah Blangkon masih menggunakan teknik tradisional dimana setiap blangkon dikerjakan oleh masing-masing pekerja, setiap harinya Omah blangkon dapat memproduksi sampai 30 blangkon tergantung pada kualitas blangkon yang dipesan.

View / Open Files
Authors
  • Ratih Kusumaning Hatmani
  • Sugiyamin
  • Dwi Susanto
Publication Date

2020-11

Keywords

makna, simbolis, blangkon, gaya Yogyakarta